Jakarta (PantauNews.co.id) - Bioskop di sejumlah wilayah terpaksa harus tutup setelah adanya larangan aktivitas di luar rumah untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona (COVID-19). Hal itu turut membuat industri perfilman lumpuh.
Produser film, Chand Parwez Servia mengatakan situasi pandemi ini sangat berdampak bagi industri perfilman Indonesia. Dari prediksi 60 juta penonton di tahun 2020, saat ini baru terealisasi kurang dari 20%.
"Tahun 2020 kita prediksi akan ada sekitar sedikitnya 60 juta penonton film Indonesia di bioskop dan diharapkan film Indonesia bisa meningkat dari tahun sebelumnya. Yang kita alami sekarang adalah kurang dari 20% karena Maret kita sudah tidak jalan," kata Parwez saat gala premier film dokumenter Back Up melalui virtual, Minggu (03/05/2020).
Parwez menyebut kemungkinan hanya bisa mempertahankan 20% penonton dari 60 juta penonton di tahun ini. Sehingga kerugian diperkirakan mencapai triliunan rupiah.
"Kita hanya bisa menyelamatkan 20% dari 60 juta penonton yang kita harapkan di tahun 2020. Sehingga bisa dihitung kalau satu tiket Rp 50.000 itu jumlahnya triliunan (kerugian)," ucapnya.
Meski begitu, ia berharap para pekerja di insan perfilman tidak diam saja menunggu pandemi selesai. Menurutnya banyak yang bisa dilakukan untuk menyiasati dampak, salah satunya dengan membuat pemutaran film secara online.
"Dampaknya terhadap para pekerja film dan para kreator ini sesuatu yang harus kita sikapi. Keselamatan adalah yang utama tapi ini bisa disikapi dengan pola kerja yang bisa menjaga keselamatan itu sendiri. Bukan berarti keselamatan yang utama terus kita tidak melakukan apa-apa. Saya lihat kita sudah menjadi orang-orang yang lebih aktif, lebih kreatif melalui seperti ini, virtual digital," ucapnya.
Sumber: Detik.com