Dumai (PantauNews.co.id) – Pasca status darurat siaga antisipasi wabah virus corona (Covid-19) di Kota Dumai, sesuai dengan surat edaran dan himbauan Pemerintah Kota Dumai sangat berdampak kepada ekonomi masyarakat.
Baik pemerintah pusat dan maupun pemerintah daerah yang sudah menggalakan pemutusan mata rantai penyebaran virus yang mengancam kelangsungan hidup manusia ini, namun imbasnya sangat berdampak dengan terjadinya penurunan daya beli masyarakat.
Pantauan dilapangan, hampir seluruh elemen usaha yang ada di Kota Dumai terjadi penurunan yang signifikan dan bahkan ada yang terancam gulung tikar. Penurunan omzet yang berkisar diatas 50%, Hal ini diakui Manager Plaza Ramayana Dept Store Dumai Aldo, pasca wabah Covid-19 melanda di Kota Dumai.
“Ada sekitar 50% penurunan omzet Ramayana Dumai, pasca melonjaknya wabah corona di Kota Dumai,” ungkap Aldo, Minggu (05/04/2020).
Pemberlakukan dan pembatasan jam operasional di Ramayana Dumai sebagai salah satu langkah pemerintah untuk memutuskan mata rantai Covid-19, Aldo sangat mendukung tindakan pemerintah. Ramayana Dumai yang lazimnya memberlakukan 2 shift, pasca edaran dan himbauan berubah menjadi 1 shift.
“Sejak dua minggu yang lalu, kita hanya memberlakukan satu shift kepada karyawan di Ramayana Dumai. Buka jam 12.00 WIB dan tutup jam 20.00 WIB,” jelas Aldo.
Menurunnya intensites dan aktivitas masyarakat pasca merebaknya Covid-19, hal ini berimbas kepada pendapatan dan daya beli dimasyarakat. Hampir seluruh elemen usaha terimbas dampak penyebaran Covid-19, dengan semakin memburuknya perekonomian masyarakat.
Terlihat hampir seluruh titik-titik usaha terjadi kemacetan perputaran uang pasca meningkatnya status Orang Dalam Pemantauan (ODP) ke tingkat Pasien Dalam Pemantauan (PDP) di Kota Dumai. Hal ini, salah satu menjadi indikator kecemasan dan berdampak kepada psikologis dimasyarakat.
Salah satu pengusaha sepatu di jalan Ombak, Rizam Fajar mengungkap hal serupa. Ia meminta kepada pemerintah juga mencarikan solusi agar dampak ekonomi ini tidak semakin memburuk, Senin (06/04/2020).
“Kami juga takut dengan virus corona dan sangat mendukung sekali arahan pemerintah terkait pemutusan mata rantai wabah virus yang sudah mencekam dimasyarakat. Semoga ada kebijaksaan dari pemerintah dan langkah cepat dalam mengatasi persoalan yang menjadi tendisius dewasa ini,” ucap Rizam seraya berharap.
Seperti dikutip berita sebelumnya, pasca penutupan Taman Bukit Gelanggang bagi pedagang yang lazimnya mencari nafkah dilokasi wisata kuliner aset Pemerintah Kota Dumai tersebut juga terimbas. Akibat dengan desakan kebutuhan dan ekonomi, para pedagang tetap bersikuh dan ingin tetap berjualan dilokasi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Setelah dilakukan mediasi, pedagang diperbolehkan berjualan, namun tidak dibenarkan menyediakan tempat duduk bagi pembeli dan bersedia mengikuti arahan pemerintah. Walaupun dibenarkan untuk berjualan, namun diakui terjadi penurunan yang sangat drastis omzet penjualan dari rata-rata perhari.
“Kami takut juga sama virus corona, tapi kami juga lebih takut lagi jika anak dan istri kami mati kelaparan,” pungkas salah satu pedagang di Taman Bukit Gelanggang beberapa waktu lalu.
Penulis: Aan Heru Saputra
Editor: Edriwan