Pekanbaru (Pantaunews.co.id) - Beberapa perguruan tinggi di Riau yang tergabung dalam Gerakan 17 September melakukan demonstrasi di depan Mapolda Riau, ribuan massa gabungan mahasiswa riau ini akhirnya membubarkan diri selepas Maghrib, Selasa (17/09/19). Namun sebelum membubarkan diri, massa berjanji akan kembali melakukan demo jika kabut asap masih ada meracuni udara di Riau.
"Kami tetap meminta Kapolda untuk mundur karena tidak bisa menangani masalah kabut asap ini. Kalau (kabut asap) masih ada, kami pasti akan kembali lagi dengan jumlah yang lebih banyak," ujar salah seorang mahasiswa saat menyampaikan orasinya melalui pengeras suara.
Sementara itu, demo yang berlangsung selama dua jam lebih itu sendiri sempat berlangsung ricuh ketika mahasiswa memaksa masuk ke Polda Riau. Akibatnya gerbang Mapolda Riau roboh dan terjadi dorong-dorongan antara mahasiswa dengan polisi yang bertugas melakukan pengamanan.
Bahkan 7 personel polisi harus mengalamai luka-luka dan dirawat di RS Bhayangkara karena terinjak dan terpukul saat berusaha menghalau mahasiswa masuk. Polisi pun akhirnya bertindak tegas dengan melepakan gas air mata ke arah mahasiswa.
Insiden ricuh yang menyebabkan 7 polisi terluka itu dibenarkan juga oleh Wakapolda Riau, Brigjen Pol Wahyu Widada. Menurutnya, meski ada personelnya yang luka-luka, namun ia melihat hal itu biasa karena sudah menjadi resiko tugas yang harus diemban. Nantinya personel yang terluka itupun pasti akan diobati sampai sembuh dan bisa bertugas kembali.
"Luka-luka biasa. Kita (personel Polda Riau) ada 3, Polresta ada 4. Jadi totalnya ada 7 anggota kita yang luka. Sudah resiko dari tugas, dorong-dorongan, kegenjet (pagar). Ada sedikit gesekan tadi, itu hal yang wajar, nanti kita obati," singkatnya.
Sumber : Riauterkini.com