Bogor (PantauNews)-Para pengusaha muda Kota Bogor diberikan wejangan untuk hadapi global market oleh pengusaha sukses yang juga senior Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sandiaga Salahuddin Uno, Bendahara HIPMI pusat Eka Sastra dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto di Ballroom IPB Internasional Convention Center (IICC) pada Senin (3/9/2018) pagi.
Acara yang dihadiri ratusan pengusaha muda Kota Bogor dan sekitarnya bertemakan 'challenging the global market dan Indonesia economic outlook' yang digelar dalam rangka pelantikan BPC HIPMI Kota Bogor periode 2018-2021.
Pengusaha sukses Sandiaga Uno mengatakan, produk lokal harus dikedepankan dimulai dengan memakai produk lokalnya tersendiri, seperti dirinya memakai sepatu lokal hingga bajunya. Karena itu ekonomi harus dibedakan dari politik juga agar bisa direalisasikan penggunaan barang asli Indonesia.
"Kewirausahaan harus maju dan HIPMI harus mendorongnya. Majukan Usaha Kecil, Micro dan Menengah (UMKM) untuk mendongkrak lapangan kerja dan ekonomi Indonesia, dengan UMKM maju jayalah Indonesia," ungkapnya.
Masih kata Sandi, hal pertama yang harus dilakukan dunia pengusaha harus fokus ke industri yang cepat seperti pariwisata, dorong wisatawan masuk ke Indonesia. Kemudian setelah itu majukan UKM, karena tidak terlalu berpengaruh suku bunga.
"Saya inginkan HIPMI garda terdepan dalam kewirausahaan. Saat ini yang terpenting lihat peluang, lakukan dengan bersatu antara pengusaha besar dengan UKM," tegasnya.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan Kota Bogor adalah ibukota kerjaan Sunda, disini Bung Karno pernah tinggal dan Jokowi tinggal disini, ini kota berkarakter. Peluang dlusaha di Kota Bogor bisa ditangkap apabila semua bersinergi, karena kota ini akan menjadi green city, heritage city dan smart city.
"Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) berkembang dengan cepat. Komunikasi antar daerah harus lebih baik, agar bersinergi atau ada menteri khusus yang tangani Jabodetabek," ungkapnya.
Bima melanjutkan, peluang usaha terbuka di Kota Bogor, karena kemajuan ekonomi Kota Bogor akan berkembang pesat di Jalan Suryakencana, dimulai dengan plaza Bogor akan dibongkar menjadi ruang terbuka hijau dan parkir karena pedestrian akan dibangun dari Vihara Dhanagun hingga gang Aut sepanjang Jalan Suryakencana.
"Selain itu dibangun under pass dari vihara ke Kebun Raya Bogor (KRB) untuk mengurangi kemacetan, semua itu biaya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor, bantuan pemerintah pusat dan pihak ketiga. Itu kawasan peluang bagi usaha yang baru, Pemkot Bogor mempermudah pengusaha berkembang di Kota Bogor dimulai perizinan hingga mempermudah UMKM," tambahnya.
Sementara itu, Bendahara HIPMI pusat Eka Sastra mengatakan, banyak tipe pengusaha diantaranya ada pengusaha karena turunan atau by nasab, ada pengusaha karena peruntungan atau by nasib dan yang tengah dikembangkan adalah pengusaha by desain di Indonesia ini.
"Saya mendorong pemerintah melakukan hal pembinaan untuk pengusaha by desain. Tapi hambatan yang didapat masih kurang yang berminat jadi pengusaha di Indonesia baru tiga persen pengusahanya padahal di negara maju pengusaha angkanya 14 persen. Maka mulai harus dipermudah mekanisme jadi pengusaha, apalagi untuk pengusaha ekspor seperti saya," ungkapnya.
Salah satu pengunjung Ani Suryani yang merupakan pelaku UKM mengatakan, dirinya berharap dari narasumber mendapatkan kisi-kisi bertahan usahanya pada kondisi ekonomi lemah terlebih usaha malah bisa terdongkrak.
"Ternyata dari acara saya diberikan kisi-kisi bagaimana menghadapi kondisi-kondisi yang mempengaruhi usaha dengan berbagai kondisi iklim ekonomi," tuturnya.
Acara yang dihadiri ratusan pengusaha muda Kota Bogor dan sekitarnya bertemakan 'challenging the global market dan Indonesia economic outlook' yang digelar dalam rangka pelantikan BPC HIPMI Kota Bogor periode 2018-2021.
Pengusaha sukses Sandiaga Uno mengatakan, produk lokal harus dikedepankan dimulai dengan memakai produk lokalnya tersendiri, seperti dirinya memakai sepatu lokal hingga bajunya. Karena itu ekonomi harus dibedakan dari politik juga agar bisa direalisasikan penggunaan barang asli Indonesia.
"Kewirausahaan harus maju dan HIPMI harus mendorongnya. Majukan Usaha Kecil, Micro dan Menengah (UMKM) untuk mendongkrak lapangan kerja dan ekonomi Indonesia, dengan UMKM maju jayalah Indonesia," ungkapnya.
Masih kata Sandi, hal pertama yang harus dilakukan dunia pengusaha harus fokus ke industri yang cepat seperti pariwisata, dorong wisatawan masuk ke Indonesia. Kemudian setelah itu majukan UKM, karena tidak terlalu berpengaruh suku bunga.
"Saya inginkan HIPMI garda terdepan dalam kewirausahaan. Saat ini yang terpenting lihat peluang, lakukan dengan bersatu antara pengusaha besar dengan UKM," tegasnya.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan Kota Bogor adalah ibukota kerjaan Sunda, disini Bung Karno pernah tinggal dan Jokowi tinggal disini, ini kota berkarakter. Peluang dlusaha di Kota Bogor bisa ditangkap apabila semua bersinergi, karena kota ini akan menjadi green city, heritage city dan smart city.
"Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) berkembang dengan cepat. Komunikasi antar daerah harus lebih baik, agar bersinergi atau ada menteri khusus yang tangani Jabodetabek," ungkapnya.
Bima melanjutkan, peluang usaha terbuka di Kota Bogor, karena kemajuan ekonomi Kota Bogor akan berkembang pesat di Jalan Suryakencana, dimulai dengan plaza Bogor akan dibongkar menjadi ruang terbuka hijau dan parkir karena pedestrian akan dibangun dari Vihara Dhanagun hingga gang Aut sepanjang Jalan Suryakencana.
"Selain itu dibangun under pass dari vihara ke Kebun Raya Bogor (KRB) untuk mengurangi kemacetan, semua itu biaya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor, bantuan pemerintah pusat dan pihak ketiga. Itu kawasan peluang bagi usaha yang baru, Pemkot Bogor mempermudah pengusaha berkembang di Kota Bogor dimulai perizinan hingga mempermudah UMKM," tambahnya.
Sementara itu, Bendahara HIPMI pusat Eka Sastra mengatakan, banyak tipe pengusaha diantaranya ada pengusaha karena turunan atau by nasab, ada pengusaha karena peruntungan atau by nasib dan yang tengah dikembangkan adalah pengusaha by desain di Indonesia ini.
"Saya mendorong pemerintah melakukan hal pembinaan untuk pengusaha by desain. Tapi hambatan yang didapat masih kurang yang berminat jadi pengusaha di Indonesia baru tiga persen pengusahanya padahal di negara maju pengusaha angkanya 14 persen. Maka mulai harus dipermudah mekanisme jadi pengusaha, apalagi untuk pengusaha ekspor seperti saya," ungkapnya.
Salah satu pengunjung Ani Suryani yang merupakan pelaku UKM mengatakan, dirinya berharap dari narasumber mendapatkan kisi-kisi bertahan usahanya pada kondisi ekonomi lemah terlebih usaha malah bisa terdongkrak.
"Ternyata dari acara saya diberikan kisi-kisi bagaimana menghadapi kondisi-kondisi yang mempengaruhi usaha dengan berbagai kondisi iklim ekonomi," tuturnya.